BEST PRACTICE
Kemampuan
Memahami Struktur Teks Negosiasi Peserta Didik
Kelas X dengan Model Pembelajaran Problem
Based Learning (PBL )
di SMK
Negeri 2 Purwodadi
Disusun Oleh
Nama : Dian Puspitasari R,
S.Pd.
NIM : 2398014077
PENDIDIKAN PROFESI GURU ( PPG )
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2023/2024
KEMAMPUAN MEMAHAMI
STRUKTUR TEKS NEGOSIASI PESERTA DIDIK KELAS X DENGAN METODE PEMBELAJARAN
PROBLEM BASED LEARNING DI SMK NEGERI 2 PURWODADI
Oleh : Dian Puspitasari R,
S.Pd
( Mahasiswa PPG
Daljab Gelombang III Tahun 2024 )
I.
Pendahuluan
Bahasa merupakan penunjang keberhasilan peserta didik dalam mempelajari
semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik
mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain. Selain itu, dengan
bahasa peserta didik diharapkan mampu mengemukakan gagasan dan perasaan,
berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan
serta menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya. Namun, rendahnya
motivasi peserta didik dalam pembelajaran sejarah sering kali menjadi kendala
dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Menimbulkan banyak
permasalahan, mulai dari prestasi yang rendah, tidak antusiasnya peserta didik
terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia, sampai pemahaman mereka terhadap materi
yang kurang baik. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan
motivasi belajar peserta didik dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Salah satu
upaya yang bisa dilakukan adalah dengan menerapkan strategi pembelajaran PBL
(problem based learning) yang didukung oleh pembelajaran cooperative learning
dengan tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) berbantuan media video
dan power point di kelas.
Pemanfaatan media dalam proses pembelajaran
merupakan suatu perantara yang membawa pesanpesan atau informasi yang bertujuan
instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran. Media pembelajaran
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan dapat merangsang siswa mengingat
apa yang sudah dipelajari selain memberikan rangsangan belajar baru. Media yang
baik juga akan mengaktifkan pembelajar dalam memberikan tanggapan, umpan balik
dan juga mendorong siswa untuk melakukan praktekpraktek yang benar (Arsyad,
2013). Oleh karena itu jika media pembelajaran yang digunakan guru menarik maka
dengan otomatis siswa juga akan menyukai materi yang diajarkan dan pemahaman
siswa terhadap materi tersebut akan lebih cepat atau lebih tercapai. Sebaliknya
jika siswa tidak menyukai media yang digunakan guru maka siswa akan bosan,
jenuh dan tidak tertarik terhadap materi yang disampaikan sehingga akan
mempengaruhi pemahaman siswa terhadap materi tersebut (Ditama, 2015).
SMK
Negeri 2 Purwodadi merupakan sebuah sekolah menengah kejuruan yang bertujuan
untuk mencetak peserta didik yang terampil dan siap memasuki dunia kerja. Peningkatan motivasi belajar peserta didik
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan hal
yang sangat penting agar bisa mempertahankan kualitas dan daya saing sekolah.
Oleh karena itu, dilakukan suatu penyusunan laporan best practice tentang Kemampuan
Memahami Struktur Teks Negosiasi Peserta Didik Kelas X Dengan Metode
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL )di SMK Negeri 2 Purwodadi.
Tujuannya adalah untuk
memberikan rekomendasi dan ide yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam
meningkatkan motivasi belajar peserta didik dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
di sekolah yang sama atau di sekolah lain yang memiliki masalah serupa.
II.
Pembahasan
Setiap pembelajaran memuat tentang capaian pembelajaran
yang diturunkan menjadi tujuan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran pasti menghadapi tantangan, berikut tantangannya:
1.
Penerapan
metode dan model pembelajaran yang inovatif dan tepat untuk peserta didik
sesuai dengan materi yang akan dipelajari
2.
Penyesuaian
jam mengajar serta jadwal PPL yang akan dilaksanakan
3.
Pemakaian
media pembelajaran yang menarik serta mudah untuk dipahami oleh peserta didik
4. Ada
beberapa peserta didik yang masih kurang aktif dalam kegiatan diskusi. Hal ini
karena, peserta didik dominan lebih pandai dan pintar serta banyak
menyelesaikan diskusi kelompok tersebut
5. Ada
beberapa peserta didik yang masih belum percaya diri untuk mempresentasikan
hasil laporannya di depan kelas. Kebanyakan alasannya karena terbatasnya
vocabulari
Berdasarkan pada tantangan tersebut di atas, bisa
disimpulkan bahwa tantangan yang telah dihadapi guru terkait dengan
kompetensinya adalah kemampuan pedagogik serta profesional. Sedangkan dari
peserta didik adalah motivasi belajar.
Untuk
mewujudkan pembelajaran yang mengarah pada kompetensi abad 21 serta menjadi
pengalaman yang bermakna bagi peserta didik, tentunya tidak serta merta
diterapkan begitu saja. Berikut ini langkah-langkah menyiapkan pembelajaran
yang bermakna.
Langkah
yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut yaitu sebagai berikut
1.
Mensosialisasikan
kepada para peserta didik untuk bisa menjelaskan kegiatan pembelajaran yang
akan dilakukan dengan menjelaskan dampak positive serta model pembelajaran yang
akan digunakan.
2.
Menjalankan
kegiatan pembelajaran dengan menerapkan Model Pembelajaran Problem Based (PBL)
3.
Menyusun
bahan ajar yang berisi materi HOTS.
4.
Menerapkan
media interaktif yang bisa menarik perhatian para siswa untuk mempunyai
pemahaman terhadap materi. Media
tersebut yaitu berupa tayangan PPT, video pembelajaran. (TPACK)
5.
Untuk
bisa membiasakan siswa berbicara dalam bahasa Inggris selama proses belajar,
maka guru meminta kepada siswa untuk membawa kamus/mencari arti kata-kata sulit
yang tidak dipahami.
6.
Mengkorelasikan
materi dengan kejadian riil dalam kehidupan sehari-hari.
Sedangkan untuk membuat efektifnya suatu kegiatan
pembelajaran dibutuhkan strategi. Strategi ini berisi ide atau konsep yang
dirancang bukan hanya efektif prosesnya tetapi lebih juga untuk meningkatkan
kompetensi peserta didik. Strategi itu antara lain :
1.
Menjelaskan
tujuan pembelajaran di awal pembelajaran.
2.
Menjelaskan
dengan praktis, humoris, dan tidak kaku.
3.
Menarik
perhatian peserta didik dengan cara mengajak peserta didik untuk berdiskusi
memahami struktur teks negosiasi.
4.
Memberi
stimulus/umpan balik positif kepada peserta didik
Setelah tantangan teridentifikasi, langkah mengatasi
masalah diketahui dan strategi ditentukan maka tinggal merencanakan sebuah aksi
yang akan menjadi bentuk nyata dari pembelajaran di kelas, melakukan persiapan
rencana aksi, dan melakukan aksi dengan model pembelajaran Problem Based
Learning ( PBL ) lengkap dengan sintak-sintaknya.
Setelah melakukan rangkaian aksi ternyata berdampak
terhadap kemajuan peserta didik. Dampak tersebut adalah Dampak dari aksi yang
dilakukan adalah meningkatnya hasil belajar siswa melalui model pembelajaran
inovatif yang dilaksanakan menggunakan PBL berbantu media canva dan dokumen
surat resmi ( konkrit)
Langkah penerapan PBL dimulai dari tahap 1) orientasi siswa pada masalah, 2) mengorganisasi siswa
untuk belajar, 3) membimbing penyelidikan individual maupun kelompok, 4)
mengembangkan dan menyajikan hasil, 5) menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah.
Mengenai
respon rekan sejawat terhadap pembelajaran yang saya lakukan sangat positif dan
ada keinginan untuk mengadopsi dari cara dan model pembelajaran dari aksi
Siklus II ini. Faktor
keberhasilan meningkatkan hasil belajar siswa dengan penerapan model PBL
berbantu benda kongkrit ini dikarenakan PBL merupakan pembelajaran student center, pembelajaran dirancang sesuai kebutuhan belajar siswa serta profil
belajar peserta didik.
Selain itu semakin memahami bahwa guru merupakan
pembelajar sepanjang hayat, yang harus terus mengembangkan diri untuk kemajuan
proses pembelajaran baik dari segi model, metode, media, sistem penilaian, dapat meningkatkan kualitas pendidikan . Pemilihan metode
pembelajaran yang variatif (tidak hanya monoton ceramah ) sangat efektif untuk
meningkatkan keaktifan peserta didik terlihat
mengamati salindia canva, dan diskusi
kelompok presentasi mengenai
struktur teks negosiasi, mengerjakan
LKPD.
Penggunaan media belajar salindia ( canva ) , bahan ajar, LKPD )
yang dibuat oleh guru sangat
membantu peserta didik untuk mampu
memahami struktur dan kebahasaan surat resmi. Desain kegiatan yang
berpusat pada peserta didik sangat meningkatkan hasil belajar peserta didik dibuktikan dari hasil LKPD peserta didik,
dimana dari 20 hanya 1 anak yang
mendapat nilai di bawah KKTP artinya ketercapainnya 99%.
Bahkan
evaluasinya menunjukkan bahwa Hasilnya
sangat efektif, karena peserta didik sangat antusias saat proses pembelajaran
berlangsung, mulai dari kegiatan pendahuluan hingga proses pembelajaran
selesai. Secara umum semua tahap di kegiatan ini sudah berhasil dilaksanakan, namun
perlu diperbaiki lagi untuk terus berinovasi
lebih baik. Praktik ini mendapat respon yang positif dan dukungan penuh
dari kepala sekolah dan teman sejawat serta peserta didik. Sebagai seorang
pendidik perlu terus melakukan inovasi dalam pembelajaran, sehingga hasilnya sesuai
dengan harapan, peserta didik juga merasa senang dan menikmati pembelajaran, tidak merasa
jenuh/bosan. Sementara itu secara asesmen formatif
dari 4 kelompok terlihat bahwa 3 kelompok sangat kompeten dan 1 kelompok
lainnya berkembang baik, tidak terlihat yang tidak berkembang.
Rekan sejawat memberikan
apresiasi yang sangat baik karena dengan adanya role model dari guru yang
tergerak dalam menemukan sebuah masalah, melakukan refleksi kemudian menentukan
aksi untuk mengatasi masalah tersebut yang berdampak baik untuk rekan sejawat.
Rekan sejawat yang lain dapat mencontoh praktik pembelajaran yang telah saya
lakukan. Respon positif dari dosen pembimbing dan guru pamong bahwa
pembelajaran yang dirancang sudah sesuai dan runtut dengan desain pembelajaran
yang sudah di susun.
III. Kesimpulan
Penerapan
pembelajaran Memahami Struktur
Teks Negosiasi dengan model Problem
Based Learning ( PBL ) yang dilengkapi dengan sintak-sintak yang sistematis sangat
efektif dan dapat meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap materi.
IV. Saran
Setelah melakukan praktik baik tentang pembelajaran
musikalisasi puisi dengan metode Problem Based Learning maka penulis
memberikan rekomendasi kepada siapapun yang membaca tulisan ini.
1. Persiapkan
dengan baik mulai kegiatan pembelajaran mulai dari mempelajari materi, memilih
metode pembelajaran yang sesuai dengan sintak-sintaknya, berikan penilaian yang
objektif dan evaluasilah kegiatan pembelajaran dengan baik demi perbaikan
proses selanjutnya.
2. Buatlah
pembelajaran yang inovatif agar peserta didik memiliki semangat karena muncul
rasa ingin tahu yang tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Trianto.
(2007). Model Pembelajaran Terpadu Dalam Teori dan Praktek. Jakarta
: Prestasi Pustaka.
2.
Rerung,
N., Sinon, I. L., & Widyaningsih, S. W. (2017). Penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan hasil belajar
peserta didik SMA pada materi usaha dan energi. Jurnal
Ilmiah Pendidikan Fisika Al-Biruni
3.
Mustika,
R. et al. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis. Jurnal Bioterdidik, Vol
2, No. 8 Tahun 2014.
DOKUMENTASI
Keren
BalasHapusArtikelnya menginspirasi, keren, lanjutkan untuk karya berikutnya
BalasHapus